Temuan-temuan ilmu alam modern mendukung kebenaran yang dinyatakan dalam al-Qur’an bukan dogma materialis. Materialis boleh saja menyatakan bahwa semua itu “kebetulan”,namun fakta yangb jelas adalah bahwa alam semesta terjadi sebagai hasil penciptaan dari pihak Allah dan satu-satunya pengetahuan yang benar tentang alam semsta di temukan dalam firman-Nya dalam al-Qur’an.
Adapun terkuaknya ilmu pengetahuan modern dalam al-Quar’an adalah lewat tafsir ilmi. Lalu, bagaimana jika tafsir ilmi yang notabebe berpijak pada rasionalitas, observasi,dan eksperimen penelitian itu dibandingkan dengan tafsir Isyari yang bersifat intuitif dan kadang tidak rasional itu? Bagaimana sang sufi besar;al-Qusyairi membuat penafsiran terhadap ayat-ayat kauniyah (sains)? Apakah tidak terjadi kontradiktif antara kedua disiplin tafsir yang sangat bertolak belakang itu?
Denagan membaca buku ini pelbagai pertanyaan seputar sufisme dan islamisasi sains dapat terjawab dengan sangat memuaskan dan ilmiah. Dan, dengan merenungi isi buku ini akan semakin sadar bahwa begitu luas dan dalam makna-makna yang terkandung al-Qur’an sebagaimana dalam Q.S. al-Kahfi:109.
“katkanlah: Sekiranya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalaimat Tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis (ditulis) kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun kami datangkan tam,bahan sebanyak itu (pula)”.